Summary: Bercerita arwah seorang gadis SMA yang selalu menunggu penyelamat dirinya di bus. Awalnya hanya berniat untuk berterima kasih kepada pahlawannya itu. Namun, rasa itu berkembang menjadi rasa jatuh cinta. Sampai akhirnya, seluruh jiwanya hancur, ketika mengetahui...
~**~
Your Presence
Gadis berambut sepundak berwarna hitam duduk dengan manis di kursi bus. Tepatnya di sebelah pintu keluar di sisi bagian belakang bus. Saat itu, bus masih sepi. Hanya ada dua-tiga orang, termasuk dirinya. Dengan seragam putih abu-abunya, ia terlihat sangat manis.
Bus berhenti di salah satu terminal. Terminal yang sangat ia sukai dan tunggu-tunggu. Karena di tempat inilah, gadis itu bertemu dengan seseorang yang amat ingin ia temu.
Pemuda berambut cokelat dan bertubuh tinggi masuk ke dalam bus. Ia duduk di seberang si gadis. Pemuda tersebut memakai seragam dari sekolah yang sama dengan si gadis. Ketika sudah menempatkan diri di kursi bus, ia mengambil ponselnya dari dalam tas. Mengetikkan sesuatu.
Sementara itu, si gadis melihatnya dengan terpesona. Jantungnya berdebar kencang, padahal hanya melihat si pria saja. Si gadis tersenyum sendiri. Tentu saja tingkah gadis itu tidak ketahuan.
Karena selama ini, sang gadis hanya sebuah arwah.
Itu disebabkan kejadian setahun yang lalu. Saat sang gadis ingin menghampiri bus yang sudah sampai di seberang jalan, ia tertabrak oleh sebuah mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan. Dia sempat ditolong oleh seorang pria berambut cokelat. Bahkan sampai dibawa ke rumah sakit. Sayangnya, nyawa sang gadis tak bisa diselamatkan. Sang gadis ingin berterima kasih kepada pria yang menyelamatkannya. Tapi, waktunya tidak sempat.
Karena itulah, arwah sang gadis ada di bus yang selalu ia dan pria berambut cokelat naiki. Awalnya niatan untuk berterima kasih. Pada akhirnya, dia jatuh cinta dengan pria tersebut.
Dua puluh menit berselang. Tanpa disadari, bus sudah sampai di sekolah sang gadis dan pria berambut cokelat. Pria itu turun dari bus, setelah membayar ongkosnya.
Keesokan harinya, sama seperti kemarin. Sang gadis menunggu kehadiran sang pria. Menatapnya lagi, seraya memikirkan bagaimana cara dirinya berterima kasih. Dia yakin, sang pria tidak bisa menyadari kehadirannya yang tinggal arwah. Akhirnya, ia buntu. Ia menyerah untuk memikirkannya sekarang. Diputuskan untuk memikirkannya esok-esok.
Keseharian sang gadis hanya diisi dengan menunggu kehadiran sang pria berambut cokelat. Pagi hari, malam hari, keesokan paginya lagi. Semua terus terulang. Seraya menunggu kehadiran si pria, si gadis terus memikirkan bagaimana caranya berterima kasih. Dia merasa tidak nyaman jika tidak berterima kasih pada orang yang telah menyelamatkannya waktu itu. Atau setidaknya, ia bisa membuat si pria ingat dengan seseorang yang telah ditolongnya.
Namun, esok harinya lagi menjadi hari yang berbeda—atau bahkan jadi hari yang terakhir untuk sang gadis. Si pria berambut cokelat naik ke bus bersama wanita berambut hitam sepunggung. Rambut hitamnya yang dihias oleh jepit warna-warni membuat sosoknya semakin manis. Mereka berdua duduk bersebelahan. Dilihat dari seragam si wanita, dia berasal dari sekolah yang sama dengan si pria dan si gadis.
Mereka berdua tertawa bahagia sambil sesekali mengobrolkan sesuatu. Tangan saling ditautkan dengan erat. Pundak saling bersentuhan. Menimbulkan kesan romantis yang seolah membuat dunia hanya milik mereka.
Sang gadis hanya bisa menatap dengan suram di seberang. Hatinya seketika terasa diremukkan. Sakit. Tak diduga, cintanya berakhir hari ini dengan pemandangan mengenaskan. Padahal ia sengaja mengulur waktu sampai ke akhirat, hanya untuk memandang si pria berambut cokelat dan mengucap terima kasih.
Sang gadis langsung bisa menyimpulkan, bahwa mereka berpacaran. Dilihat dari gelang model yang sama dan tangan yang terus ditautkan.
Untuk pertama kalinya, sang gadis beranjak dari kursinya. Menuju pintu keluar bus yang sedang berhenti di sebuah terminal. Pintu terbuka, dan banyak orang yang masuk ke dalamnya. Sementara itu, sang pria berambut cokelat dan pacarnya masih tetap dalam bus.
Sang gadis memandang mereka. Lalu, kembali mengalihkan pandangannya. Bus mulai melaju kencang, dan pintu mulai tertutup. Di saat itulah, sang gadis menjatuhkan dirinya ke jalan aspal dengan air mata mengalir deras, sambil mengucapkan,
“Terima kasih....”
Tubuh sang gadis hancur seketika. Menjadi serpihan cahaya yang bersinar. Cahaya itu sampai di sosok pria berambut cokelat. Ucapan ‘terima kasih’ yang menjadi satu dengan cahaya tersebut terdengar di telinga si pria. Di detik itu juga, kilas balik mengenai si pria berambut cokelat menyelamatkan si gadis berambut hitam sepundak, terputar di memori si pria.
Matanya langsung tertuju pada kursi kosong di seberangnya. Bayangan sang gadis berambut hitam sepundak tengah duduk di situ, dengan senyum di wajah tulusnya. Ilusi yang berhasil diciptakan dari serpihan cahaya dari tubuh sang gadis, sukses membuat air mata si pria sempat menitik.
“Kehadiranmu selalu kutunggu.”
~Fin~
No comments:
Post a Comment